Manfaat Pegagan Yang Luar biasa bagi Kesehatan, Kecantikan, dan Meningkatkan Kecerdasan,

Kamis, 23 Februari 2012

Lupus

Trubus 436
Maret 2006.
Mereka Selamat Berkat Gamat

Lupus
Bagi Dewi Anggraeni betapa menakutkannya ketika melihat bayangan wajah sendiri di cermin. Mata tampak mengecil, rambut rontok, dan wajah layu. Lupus, penyakit akibat kelebihan kekebalan tubuh, menggerogoti mantan mayoret ini.

Penderitaan itu seperti merampas kebahagiaan Dewi Anggraeni yang baru saja menikah. Delapan purnama seperti bergulir lebih cepat ketika ia lemas, pegal, lambung perih, sering muntah, serta kehilangan keseimbangan. Ia mengira masuk angin, sehingga hanya membeli obat yang dijual bebas.
Lebih dari seminggu, sakit dan letih tak kunjung membaik. Itulah sebabnya ia memeriksakan diri kedokter. Ahli medis mendiagnosis ia terlalu lelah bekerja sehingga hanya diberi vitamin.. Toh, kondisinya kian memburuk. Naik tangga, berjarak 5 meter, ia membutuhkan waktu satu jam dengan keringat dingin tak henti mengucur. Kian hari kesehatan Dewi semakin menurun, sehingga ia hanya bisa terbaring ditempat tidur.
Lupus Sendi
Pada penghujung  1997 ia dirujuk ke dokter darah Rumah Sakit Pusat Pertamina. Ia menjalani test serologi dan immunologi. "Anti ds DNA (anti double stranded DNA) melebihi ambang batas dan ANA (anti nuclear AB) anda positif", kata dokter Dewata Dermawan SpPD, dokter hematologi dan onkologi yang memeriksa Dewi. Lazimnya kisaran anti ds DNA adalah 0-200 IU/ml. sedangkan Dewi 258 IU/ml. Anti ds DNA dan ANA adalah penanda aktivitas penyakit lupus. selain itu nilai laju endap darah (LED) juga jadi parameter lupus, dengan kisaran normal 0-15mm/jam.
Pada tahun 1997, hampir tak ada informasi tentang penyakit lupus. Ia mengira dokter bercanda."Ia terkena lupus yang menyerang sendi, karenanya sulit bergerak", kata dokter yang kini nerpraktek di Rumah Sakit Internasional Bintaro, Tangerang. Sejak saat itu Dewi mulai menegak obat-obatan mengandung steroid dan metrotreksit untuk kanker. Obat itu dikonsumsi agar serangan lupus tidak meluas ke organ tubuh lain.
Sebulan kemudian, penderitaan wanita berkulit putih bersih itu justru bertambah. Wajahnya membulat-dikenal dengan istilah moonface-, kulit kering, tulang-tulang linu setiap saat, lambung perih meronta. Ia lantas meminta obatnya diganti, tetapi apa daya, peredam penyakit lupus hanya steroid. Oleh karena itu, obat-obatan dokter ditinggal, beralih pada refleksi, terapi jus dan meminum suplemen dibawah pantauan dokter. "yang paling penting ia tidak meminum obat yang merusak ginjalnya", kata dokter alumnus Universitas Indonesia itu. Jika ginjal rusak, obat-obatan  justru memacu kematian karena tak ada organ pengolahnya.
Pada awal 2003 rekannya menyodorkan suplemen berbahan teripang. Ia meminumnya dengan dosis  2sdm 3x sehari. Dampaknya, tidurnya nyenyak. Penderita lupus kerap terbangun pada malam hari karena saraf terhentak. Kemudian ia sanggup berjalan tanpa sipapah, susuk tanpa bantalan, berenang, dan iapun boleh mengikuti program hamil. Kini penampilannya lebih segar, rambut tebal dan kulit lembut bersinar.
Tea laboratorium dilakukan setelah 2 tahun rutin mengkonsumsi teripang. Hasilnya, nilai anti ds DNA hanya 5,7 serta laju endap darahnya menurun menjadi 8 mm/jam dari sebelumnya 87 mm/jam.
Kondisinya memang membaik, tetapi bukan berarti sembuh. Salam dunia kedokteran lupus tidak bisa disembuhkan dan belum ada obatnya. asal mengontrol diri terhadap makanan dan tidak terkena sinar matahari berlebih, derita lupus takan menjangkit.
"Ginjalnya tetap oke, sama sekali tidak masalah. untuk penderita lupus memang sebisa mungkin obat kimia dihindari", kata dokter Dewata sambil mengakui pasiennya memiliki kondisi jauh lebih baik.

Antidiabetes
Khasiat produk teripang Stichopus hermanii juga dirasakan oleh dr. Pieter A.W Pattinama, MPH. Derita diabetes mellitus sejak 1972 tak kunjung sembuh. Kadar gula darahnya 500 mg/dl. Luka ditelapak kaki mantan direktur Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta, terus menganga. Pria 59 tahun itu wajib menyuntik insulin 3x dengan dosis 30 unit/hari dan mengkonsumsi Diamicron.
Untuk mempercepat penyembuhan, dokter itu rutin menjalani terapi ozon. Kaki dibungkus dengan plastikm berisi gas alam. Hasilnya, luka itu menutup dan sembuh..
Namun pada awal Februari 2003 luka itu kambuh kembali, terdapat lubang sedalam 6 cm dan lebar 10cm x . 10cm. Setelah operasi lukanya bersih dari nanah tetapi tak menutup walau diterapi ozon. Dokter di rumah sakit menganjurkannya diamputasi atau transplantasi kulit agar lukanya lenyap.
Lantas, ia mengganti dengan terapi akupuntur yang membuat peredaran darah meningkat.
Itu dibarengi dengan mengkonsumsi jely teripang. Sedikit demi sedikit luka menutup.Konsumsi teripang menurunkan gula darahnya menjadi 160 mg/dl dalam 2 bulan. Itu sebabnya suntikan unsulin menjadi 3x 15 unit perhari dan hemoglobin darahnya juga meningkat dari 9 menjadi 15g/dl. Dokter yang juga dosen di Fakultas  Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu yakin, teripang membantu penyembuhan dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Berbagai penyakit
Beragam kandungan gizi Stichopus hermanii menyembuhkan beberapa penyakit( baca penyembuh dari dasar samudera). Selain lupus dan diabetes, gamat sebutan teripang di Malaysia-telah mengembalikan detak jantung Taurini, pengidap jantung bocor sejak lahir. Lima tahun lalu ketika berusia 47 tahun, ia kerap pingsan dan  8x bolak-balik ke rumah sakit dalam satu bulan."Dokter bilang harus dioperasi, tak ada jalan lain, itu berarti saya butuh seratus juta", kata ibu tiga anak itu.
Lantaran terimpit biaya, operasi itu batal. Obat dokter berupa Asparca, Ascardia, dan ISDN yang semestinya menjadi obat seumur hidup juga dihentikan. Semua kerabat dipanggil untuk melihatnya terakhir kali. Saat itulah sepupunya datang membawa jely teripang dan menganjurkan rutin meminumnya.
Dalam seminggu bobot tubuhnya naik 10 kg dan dokternya terkejut melihat ia mampu berjalan dan wajahnya berseri." Paling tidak kondisi saya jauh lebih baik tanpa harus operasi"' katanya.

Stroke yang diserita Hendriyati Kaban, Sri Lestari Theedens, dan Iwan juga enyah. Akhir Oktober 2004 ketika Sri beranjak bangun pagi, kaki dan tangannya tak bisa digerakan. Nilai tekanan darahpun melonjak naik keangka 180/130. Setelah 2 minggu mengkonsumsi teripang, sarafnya kembali normal dan tekanan darah turun menjadi 130/90.
Tak hanya orang dewasa yang mengkonsumsinya, bahkan bayi sekalipun aman menelannya..
Ellsye, cucunya berusia 3 tahun, lepas dari penderitaan diare dalam hitungan jam. padahal sebelumnya cucunya itu 20 x bolak-balik kepeturasan.
Efek pada anak juga dirasakan dr Maria Theresia  Karnadi MS, Kepala Poliklinik Umum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Setidaknya itu terlihat dari hasil raport 2 anaknya pada kelas 4 SD dan 3 SMP melesat dibanding sebelum mengkonsumsi gamat."Anak saya bilang mereka lebih konsentrasi", kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti itu.
Walau penelitian mengenai efek gizi teripang terhadap penyembuhan penyakit belum ada, mereka yang selamat berkat gamat percaya, penyakit yang hinggap ditubuh nereka berangsur lenyap. Yang dibutuhkan hanya asupan rutin dan pola hidup sehat.(Vina Fitriani/Peliput:Syalita Fawnia).

___________________________________________________________________

Majalah Trubus 
Edisi: 441 - Agustus 
2006/XXXVII

Teripang Jinakkan Serigala Liar

Bayangan kematian menyergap benak Rachma Dwiyanti ketika dokter mendiagnosis lupus. Perempuan 32 tahun itu gontai keluar dari ruang praktek. Tiba-tiba saja ia takut menghadapi kehidupan. Maklum, sebulan silam nyawa adiknya terenggut karena penyakit itu. Haruskah ia mengikuti jejak sang adik menuju ke haribaan-Nya?
Kengerian itu berawal pada sebuah siang nan terik. Ketika berlibur di Yogyakarta, alumnus Universitas Diponegoro itu menyempatkan diri ke Malioboro. Di pusat keramaian itu tiba-tiba mata kaki terasa amat nyeri, seperti dipukul palu. Tak kuasa menahan nyeri, ia pun menjerit sehingga puluhan pasang mata tertuju padanya.
Semula Rachma Dwiyanti mengira terkilir akibat kelelahan. Itu diperkuat pernyataan ahli refleksi yang ditandangi beberapa saat setelah peristiwa terjadi. Setelah dipijit satu jam, rasa nyeri lenyap. Namun, seminggu berselang, ketika Rachma kembali ke Banjarmasin, rasa nyeri kembali hinggap. Kali ini, rasa nyeri tak mempan diurut. Ia tak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya lantaran nyeri meluas. "Jika kambuh, jalan menjadi susah," kata Rachma. Wanita kelahiran 21 Januari 1974 itu berbaring di tempat tidur lantaran tak berdaya melakukan aktivitas apa pun.
Selain nyeri di seluruh sendi, di tangan kerap muncul benjolan. Jika sudah begitu, ia demam dan tangan tak mampu digerakkan. Menjelang malam penghujung Mei 2005, nyeri hebat ia rasakan, sehingga berjalan pun terseok-seok. Suaminya, Muhammad Frisyal Pattisahusiwa yang baru pulang dari bekerja terkejut. Frisyal baru menyadari penyakit istrinya bukan sekedar pegal linu yang mudah disembuhkan obat warung. Ia langsung melarikan Rachma ke rumah sakit yang berjarak 40 km dari rumahnya.
4 dari 11
Diagnosis dokter menunjukkan penyakit yang diderita Rachma bukan sembarang rematik. Lantas ia dirujuk ke ahli rematologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Di sana ia menjalani serangkaian tes imunologi dan serologi. Hasilnya, ANA (antinuclear AB) pada darah ibu 2 anak itu positif kuat. Nilai C3 hanya 72 mg/dl jauh di bawah kisaran normal, 90-180 mg/dl. Artinya ia mengidap Sistemic Lupus Erythema (SLE) yang lebih dikenal dengan sebutan lupus. ANA merupakan parameter lupus.
Jika positif berarti ada aktivitas antibodi penyebab lupus. Sedangkan C3 dan C4, bagian kelompok protein globulin darah penghambat terjadinya peradangan dan infeksi. Jika nilainya di bawah kisaran, berarti mudah terjadi reaksi radang penyebab linu. Setelah 6 bulan bergelut dengan nyeri sendi, Rachma sadar penyakitnya sama dengan penyebab kematian sang adik. Sebelumnya ia sempat curiga, tetapi dari berbagai informasi yang ditelusuri sangat jarang saudara sekandung mengidap lupus. Namun, ia merasa beruntung penyakit ini terdeteksi lebih awal dibandingkan adiknya.
Sekitar 12 tahun dokter memvonis Dina -begitu adiknya dipanggil- hanya nyeri rematik. Saat Dina merasa kesakitan ketika disentuh, anggota keluarga lain mengira ia bercanda. Lima bulan menjelang ajal barulah ketahuan ia mengidap penyakit kelebihan imun.
Kelebihan imun akibat tubuh memberi reaksi berlebih terhadap rangsangan benda asing. Kemudian tubuh memproduksi terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditunjukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Sebab antibodi yang diproduksi berupa antinuclear AB (ANA) dan Anti double stranded DNA (Anti ds DNA) yang justru merusak tubuh.
"Gejalanya biasa-biasa saja, sehingga banyak dokter yang tidak mengetahui itu adalah gejala lupus. Banyak penderita lupus yang meninggal karena tidak terdeteksi secara benar", ujar dr. Toga Iwanoff Kasjmir SpPD-KR, ahli rematologi RSCM. Gejala penyakit ini hanya berupa demam, nyeri sendi, lemah atau lesu, dan rendahnya trombosit.
Agar tidak terjadi kesalahan diagnosis, ahli-ahli medis menggunakan daftar 11 kriteria ARA (American Rheumatism Association) untuk mendiagnosis lupus. Di antaranya ruam diskoid atau bercak putih di wajah, ruam malar kupu-kupu, radang selaput paru-paru atau jantung, dan kelainan ginjal-- protein dalam air kencing melebihi 500 mg/24 jam.
Indikasi lain, radang sendi non-erosif pada 2 sendi atau lebih, kelainan darah seperti anemia, leukopenia, trombositopenia, fotosensitivitas (sensitif terhadap sinar matahari), dan kelainan sistem saraf kejang atau kelainan jiwa.
Sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, kelaian immunologi (anti ds DNA positif, anti antibodi positif atau sel LE positif), anti-antibodi positif atau sel LE positif), dan kadar antibodi -antinuklir (ANA) abnormal) juga menjadi pertanda serangan lupus. Jika terdapat 4 gejala dari 11 parameter di atas, maka seseorang didiagnosis mengidap lupus.
"Sayangnya, gejala itu muncul dalam waktu panjang", kata dokter alumnus Universitas Indonesia itu. dari satu gejala ke gejala lain kerap berselang satu tahun.
Wajah Rembulan
Untuk mengatasi lupus, Rachma menenggak obat-obat mengandung steroid dan metrotreksit untuk kanker. Obat itu dikonsumsi agar serangan lupus tidak meluas ke organ tubuh lain. Namun, mengasup bahan kimia itu justru menambah penderitaan.
"Tiga gigi saya patah dalam satu tahun", kata Rachma. Steroid memang bahan kimia pengeropos kalsium tulang dan gigi. selain itu, wajahnya membulat -dikenal dengan istilah moonface (wajah rembulan)-, kulit kering, rambut rontok, tulang punggung linu setiap saat, asam urat meningkat, dan lambung perih. Walau begitu, Rachma tetap mengkonsumsinya. Sebab, obat-obatan lupus memang hanya steroid.
Awal Maret 2006, Rachma membaca artikel Trubus tentang tripang (sea cucumber) mengendalikan lupus sendi. Lantaran ingin mempercepat kesembuhan, Rachma langsung mencobanya. Setelah seminggu mengkonsumsi, penderitaannya berkurang. Linu hilang, rambut menjadi tebal, kulit kembali kenyal dan halus. Sebelumnya, efek steroid membuat kulit Rachma kusam dan kering.
Kabar gembier itu juga dibuktikan melalui tes laboratorium setelah satu bulan konsumsi gamat (tripang). Hasilnya, niai ANA negatif, C3 sebagai aktivitas protein antibodi berkisar normal dengan angka 98 mg/dl, C4 meningkat ke angka 20 mg/dl, dan Laju Endap Darah 19 mm/jam. Ginjalnya diperiksa untuk mengetahui efek samping konsumsi gamat. Nilai uretum 15 mg/dl, tetap pada ambang batas 13-43 mg/dl dan kreatinin 0,6 mg/dl, pada kisaran normal 0,5-0,9 mg/dl.
"Dokter bilang, lupus saya lebih terkendali," kata Rachma. Kesehatan itu dapat bertahan asal ia menghindari matahari langsung pada pukul 10.00-15.00, istirahat cukup dan mengasup makanan bergizi.
..........
Menurut Howard Benedikt, MS, DC ahli nutrisi dari Long Island University, Amerika Serikat, menyebutkan vitamin E, omega-3 EPA, dan kelompok antioksidan gamat berpengaruh dalam pembuangan sitokinin. Hasil temuan Dr. Mittchell Kurk direktur medis Biomedical Revitalization Center of Laurence, New York, menunjukkan gamat meningkatkan kesehatan fisik bagi 70% pengidap radang atau linu sendi, tanpa efek samping. Sebab gamat memiliki komponen kondroprotektif yang memperbaiki tulang muda dengan merangsang metabolisme anaboliskondrosit serta menghambat reaksi katabolisme saat peradangan.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar